Hingga kini, dia masih belum bisa
mengontrol pikiran dan hatinya. Dia masih terpojok dengan segala hal yang telah
ditujukan padanya. Belum lagi, semua yang dinyatakan itu, benar adanya. Dia tak
bisa mengelak. Segala hal yang belum terungkap, dibiarkannya saja tersimpan
rapi. Dia pikir, tetap akan percuma dan tak akan mengubah keputusan yang ada.
*****
Dia
terduduk lemas di tangan kursi tamu. Berusaha duduk dengan tegap, namun sayang,
tubuhnya tak bisa diajak bekerja sama. Belum lagi, matanya masih menahan bulir
bening yang siap jatuh kapan saja. Dia juga masih menggenggam sehelai kain
penutup kepala yang tadi baru saja dilepas sesaat setelah sampai di rumah.
Setelah beberapa saat tertunduk, dia memberanikan diri menatap seraut wajah
dengan sedikit senyuman pada potret berbingkai hitam di dinding.