Wednesday, December 7, 2016

Terpuruk itu...

Hasil gambar untuk broken heart muslimah
sumber: google
Bukan hal mudah untuk bisa bangkit dari keterpurukan yang menimpa diri berkali-kali. Pasti di luar sana, ada jutaan orang yang juga mengalami hal yang sama. Baiklah, kali ini izinkan aku bercerita kembali, Cantik. Kalo kata orang, berbagi pengalaman.
Sama seperti seorang muslimah yang lain, aku juga pernah terpuruk dalam kondisi virus merah jambu. Terjangkit penyakit ini memang membuat suasana sulit untuk dikendalikan. Apalagi, saat virus itu mulai memberikan efek yang cukup kuat manakala jalinan jembatan kasih runtuh dipertengahan. Terbelah dua menjadi bagian yang sulit untuk disatukan kembali.

Aku pernah merasa sangat terpuruk hingga sampai di titik paling terjatuh. Khususnya drama terpuruk dalam dunia merah jambu.
Seperti informasi yang ada di dunia pertelevisian, banyak anak muda mati bunuh diri karena putus cinta. Sempat juga aku berpikir untuk mengakhiri hidup. Tapi untungnya, sekelebat bayangan dosa mampir ke pikiran jernihku. Ya, hampir saja! Maklumlah, aku masih dalam kondisi jahiliyah. Anak gadis labil yang terkena candu dunia kekinian. Alhamdulillah, berhasil selamat dari keterpurukan pertama. Meskipun butuh waktu yang cukup lama untuk pemulihannya. Bahkan kalo boleh jujur, sampai detik ini, masih belum tertutup sempurna luka yang ada.
Itu baru satu episode. Dan masih ada beberapa episode selanjutnya.
Lepas bermain dari drama pertama, ternyata hanya membuat aku kapok sejenak. Aku kembali terhanyut dalam penyakit yang ditimbulkan oleh virus merah jambu. Dan untuk episode kedua ini, mengarahkan aku pada titik kebangkitan yang berbeda. Aku mulai menggali terowongan hijrah kehidupan sesuai koridor agamaku. Terpuruk? Ya. Tapi untungnya mulai bisa mengendalikan diri meskipun sekali waktu tak bisa berbohong bahwa kristal mata tetap ikut meramaikan suasana.
Nyatanya, aku masih mudah terbujuk rayuan setan! Kali ini, virus merah jambu itu mencoba membungkus diri dengan kemasan yang lebih menggelabui.
Sedari awal, aku sudah berpesan bahwa aku tak mau lagi masuk dalam jurang dunia merah jambu kekinian. Sadar akan usia yang semakin bertambah, maka aku mematangkan rencana untuk menjalankan konsep berumah tangga.
Aku salut dengan mereka yang diberikan jalan kemudahan oleh-Nya untuk rencana indah itu. Mengapa demikian? Sebab, rencanaku berantakan dipersimpangan. Niat awalnya, aku bertekad akan menjalankan bidak rumah tanggaku karena murni niat ibadah dan akan mengarunginya dengan sepenuh keikhlasan hati. Memang dasar golongan setan punya magnet yang kuat untuk menghancurkan rencana baik manusia untuk lebih dekat dengan pencipta-Nya. Dia obrak-abrik susunan matang rencana kami dengan mempengaruhiku terhadap silaunya dunia. Aku mulai banyak menuntut ini dan itu agar kelak nanti kehidupan rumah tanggaku bisa berjalan sempurna seperti yang aku harapkan. Egoku sangat tinggi. Belum lagi tuntutan dan tekanan di kanan-kiri. Aku harus berjuang menata diri. Tapi sayang, aku kalah dan kami menyerah.
Bagiku, ini adalah bagian yang sangat menyakitkan ketimbang episode-episode sebelumnya. Hanya saja, dengan landasan iman- yang mungkin sudah mulai menopang kehidupan dengan lebih kuat- aku memasrahkan semua itu sebagai takdir dari-Nya. Rencanaku memang indah, tapi sayangnya, Dia sudah mengatur rencana yang lebih indah.
Aku berkali-kali kalah. Tetapi aku menang dari masa jahiliyahku.
Kini, aku tak ingin lagi terlalu banyak menuntut untuk kehidupanku. Seperti pasrah. Ya, memang pasrah. Tapi kepasrahan ini coba aku sandarkan kepada-Nya.
Sekarang, aku kembali belajar untuk agamaku. Cukup sudah yang aku lalui dengan kesombongan diri. Rasanya hina sekali bila aku kembali memutar memori.
Tak tertampung dosa yang telah diperbuat.
Untuk sahabat Cantikku sekalian, aku hanya punya satu pesan. Hidup yang kita lalui ini memang bisa kita rencanakan dengan sebaik mungkin. Tapi, kita tak bisa merancang rencana dengan sempurna. Belum lagi, dunia ini sudah terlalu tua untuk menampung semua perangai buruk manusia. Kita harus memperbaiki diri. Kembali ke jalan hidup seperti yang telah dirancang dan diajarkan pada agama kita masing-masing.
Jangan katakan bahwa aku memberi petuah. Anggap saja ini pesan cintaku kepada kalian semua agar kita sama-sama memperbaiki diri ke arah yang lebih baik dari sekarang.
Terpuruk itu pasti. Tapi bukan berarti kita tidak bisa bangkit untuk berdiri kembali.
Sahabat Cantikku, kalian kuat. Bahkan sangat kuat. Maka dari itu, jangan mau jadi bagian dari keterpurukan duka nestapa hanya karena penyakit merah jambu!

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...