Monday, May 17, 2010

liputan profil edi dharma



Demo Lewat Gambar

Hai sobat DeJe, pada tau ga sama yang namanya kartun? Kayaknya udah pada tau semualah ya! Tapi, ada yang tau sama karikatur ga?? Trus, sama ga sih antara kartun dan karikatur?? Pasti pada bertanya-tanyakan (sok tau gituh!) Yopp lah, dari pada simpang-siur, mending tanya langsung aja sama pakarnya…
Edi Dharma. Begitulah nama lengkapnya. Siapa sih yang ga kenal dia? Namanya sering banget disebut-sebut di akhir acara berita Jambi di TVRI Jambi. Biasanya ga lama kemudian bakal muncul beberapa gambar karikatur yang temanya ga jauh-jauh dari berita hangat yang terjadi di seputaran Provinsi Jambi. Yups, nih dia sang ilustratornya! Edi, begitu biasa ia dipanggil, mulai menekuni dunia gambar sejak tahun 1999. “Belajarnya tuh secara otodidak. Nyoba pertama kali waktu liat gambar-gambar yang ada di dalam komik.,” jelasnya. Karena hobinya yang sedari kecil suka membaca komik, akhirnya ia pun kini terjun langsung sebagai seorang kartunis. Untuk membuat gambar-gambar karikatur sendiri, biasanya ia sering melakukan survey terhadap keadaan sekitar. “Kalo buat yang dimunculin di berita itu, biasanya ada koordinasi dulu sama redakturnya. Baru kemudian dibuatkan sketsa yang sesuai dengan yang diinginkan,” terang cowok kelahiran 20 Mei 1982 ini. Bagi dirinya sendiri, menjadi seorang kartunis sama saja dengan seorang wartawan, namun bedanya media yang digunakan ialah melalui sebuah gambar. “Kita nyebutnya tuh sebagai wartawan gambar.”
Karikatur yang biasa ia buat rata-rata bertemakan tentang keadaan sosial-politik yang terjadi di bangsa kita saat ini. Dirinya sendiri mengumpamakannya sama seperti sedang berdemo. Gambar yang ia buat biasanya juga mengenai kritikan-kritikan tentang keadaan sosial-politik negeri kita. Tapi ya itu, karena melalui gambar, jadi untuk mengungkapkannya ga perlu dengan demo besar-besaran dengan jumlah massa yang banyak seperti yang biasa kita lihat. “Cukup dengan gambar aja, rasanya unek-unek yang ada juga udah tersalurkan,” jelasnya. Karikatur baginya ialah sebuah media yang ramah untuk mengapresiasikan segala pemikiran yang ada di benak kita. Tak perlu dengan senjata atau mengumpulkan massa yang ribuan jumlahnya, tapi cukup dengan sebuah gambar saja, kita bisa mengkritik keadaan yang ada tanpa harus menghakiminya. “Setidaknya cara ini lebih ramah,” ungkapnya sebagai alasan mengapa ia memilih untuk menekuni dunia gambar kartunis. Setiap harinya, ia sendiri dapat membuat 4 sampai dengan 5 gambar karikatur.
Saat ini, ia pun mulai merintis sebuah kelompok pelatihan bagi siapa saja yang ingin mencoba untuk menekuni dunia gambar sepertinya. “Datang aja ke bengkel kita,” tawarnya. “Di sana sudah banyak juga yang mulai belajar seperti ini. Ada yang masih sekolah, anak kuliahan, umum juga ada.” Buat sobat yang mungkin berminat, bisa langsung aja nih datang ke Villa Ratu Mas Blok E 94/95, Talang Bakung, Jambi. Untuk saat ini, kartunis Jambi sudah memiliki grup sendiri loh, namanya C@MBI atau Cartoonist Jambi.
Bukan berarti seorang pekerja seni seperti dirinya ga luput dari kritik karena pekerjaan yang ditekuninya. “Kritik? Sering kalo itu sih!” Hanya saja, setiap kritik yang masuk tak terlalu ia ambil pusing. Baginya, setiap pekerjaan itu pasti ada ganjalannya, karena ga selamanya juga apa yang kita kerjakan akan berjalan dengan lancar.
Harapannya sendiri buat kedepannya, ia berharap agar ada pihak yang mendukung hasil karya dari kartunis, khususnya di Provinsi Jambi sendiri. “Pengen banget ada yang mau mendukung kita, para kartunis Jambi. Supaya para seniman seperti kami ini punya ajang apresiasi di luar media yang telah ada.” (mel)

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...