Tuesday, February 23, 2010

buka mata...!!!!

Ada satu hal yang amat sangat menarik perhatianku saat mengikuti pelatihan menulis minggu lalu. aku tersentuh saat menyaksikan 2 film yang berlatar belakang mengenai jurnalisme, yaitu Balibo dan The Black Road.
Waktu aku iseng nyari di wikipedia, cuma sedikit keterangan yang aku dapatkan.
Balibo (dalam pencariannya: Balibo Five) adalah film yang menceritakan kisah perjalanan seorang wartawan bernama Roger East di Timor Timur sekitar tahun 1975. Perjalanan itu ia mulai saat menerima kabar bahwa 5 jurnalis lain asal Australia, menghilang tanpa kabar. Mereka adalah Greg Shackleton, Tony Stewart, Gary Cunningham, Brian Peters, dan Malcolm Rennie.
Yang jelas, waktu aku nonton kemaren, mereka berlima dibunuh karena terperangkap saat berusaha menyelamatkan diri sewaktu *** datang. Mereka di tembak mati di sebuah rumah, dan mayatnya dibakar beserta pita kaset hasil rekaman. Huuu... menakutkan!
Trus, si Roger East sendiri, di eksekusi di sebuah dermaga di Dili. Namun sebelumnya, ia telah mengalami penganiayaan yang hebat.
Itu baru satu film yang bisa aku komentari singkat.
Terus, buat dokumenter yang satunya lagi,tar aja deh komennya...

Saturday, February 13, 2010

Siapa Dengar Aku?

Terlalu banyak hal yang bisa aku ungkapkan... Tapi entahlah, semuanya tiba-tiba terkunci rapat di rongga mulut. Ada hal yang membuat aku kalut. Semua tentang masa depan. Cinta dan karir yang sedang aku jalani. Memang tak banyak tuntutan, hanya saja terkadang aku pun harus bisa mengalah waktu demi dia. Semua terasa aneh. Bila pada akhirnya aku harus memilih, lalu apa yang harus pilih? Bila aku harus mendengar pendapat, siapa yang akan melontarkannya? Mana yang harus aku dengar?
Keinginanku sedikit demi sedikit dapat aku capai. Setelah terkungkung di dalam sangkar emas kehidupan. Dan berkorban untuk mendapatkan kembali semuanya. Tapi kini, sebaliknya yang bisa aku terima. Harus memilih diantara dua. Cinta dan kelana...

Monday, February 8, 2010

Reportase Komunitas Tamiya Jambi

Orange, Komunitasnya Pecinta Tamiya

Sahabat X-aholic pasti udah akrab banget sama jenis permainan yang satu ini. Apalagi dulu waktu zaman-zamannya masih SD ato SMP beberapa tahun silam… Beberapa spare part-nya, seperti ban, roller dural beiring, sabuk baterai, as roda depan dan belakang, serta bagian-bagian lainnya yang perlu kita rakit terlebih dahulu sebelum melihatnya beratraksi dilintasan balap. Hayo, tebak, apa coba tuh? Yup, bener banget, Tamiya!
Permainan yang tren sekitar tahun 2000-an di Indonesia ini, ternyata sampe sekarang masih memiliki daya tarik tersendiri bagi kamunitas yang satu ini. Dengan segala kehebohan dan keseruan yang diberikannya, mereka tetap exist buat terus memacu adrenalin dilintasan balap mobil Tamiya.
Nah sahabat X-aholic, untuk itu, kali ini Xpresi bakal ngenalin sama sahabat semua, terutama mungkin bagi kalian yang sama-sama suka dengan permainan mobil Tamiya. Salah satu komunitas pencinta permainan mobil Tamiya yang ada di Jambi ini biasanya dapat sahabat temui ditempat tongkrongannya di WTC Batanghari lantai 4 yang tak jauh dari Cinepelex 21.
Orange! Begitulah namanya. Komunitas yang telah ada semenjak tahun 2005 ini, hingga kini tercatat memiliki 19 anggota. Ga Cuma anak sekolahan ato anak kuliahan aja yang menjadi anggota komunitas mereka, tapi orang-orang dewasa pun boleh ikutan gabung sama mereka.
“Asalkan sama-sama suka dengan Tamiya, soal umur ga jadi masalah,” terang Agus, salah satu dedengkot dari Orange. “Soalnya main Tamiya ini seru sih,” tambah Wawan yang juga ikutan gabung sebagai anggota dari komunitas Orange ini.
Kalo diliat dari jumlah anggota mereka, pastinya sebagian sahabat berpikir kalo anggota mereka jumlahnya dikit banget. Tapi jangan salah, kalo mereka udah pada main, wah… jadi seabrek-abrek banyaknya!
Bagi mereka, jumlah anggota yang tak seberapa banyak tak jadi persoalan. Karena, kalo diliat saat ini, emang pencinta mobil Tamiya jumlahnya pun sudah tak lagi banyak seperti dulu saat Tamiya masih merajai dunia permaianan balap mobil.
Anggota dari komunitas Orange sendiri memilih buat lebih konsen ke jenis permaianan Tamiya speed. “Lebih seru aja,” ujar Wawan.
Komunitas penggemar mobil Tamiya ini biasanya mulai melakukan aktivitas mereka dengan berkumpul dan beraksi setiap hari Sabtu dan Minggu and bakal menghabiskan waktu mereka dari jam 4 sore sampe jam 12 malam dengan menghadirkan aksi-aksi seru balap mobil Tamiya. “Tapi kalo Cuma buat latihan ato setting mobil, setiap hari kita biasanya juga ada disini,” lanjut Agus ngejelasin soal keberadaan mereka.
Ngobrol-ngobrol soal prestasi, emang sih Orange sendiri ngaku baru bisa berhasil mengumpulkan satu prestasi aja, yaitu berhasil dalam Race Championship Tamiya di Padang dan meraih juara keempat, beberapa waktu lalu. Kenapa begitu? Karena kalo kita liat kondisi yang ada di dalam kawasan Kota Jambi sendiri jarang diadakannya pertandingan besar yang benar-benar khusus diperuntukkan bagi para pencinta Tamiya. “Kalo pun ada, paling Cuma lomba kecil-kecilan doang,” aku Agus yang masih tercatat sebagai mahasiswa hokum Unja’09 ini.
Eh iya, buat sahabat X-aholic yang pengen gabung sama mereka, Xpresi punya kontaknya nih. Call mereka aja di 085764228203 (Agus) ato di 085664224318 (Risky).
Buat kedepannya, mereka udah punya rencana bakal membuat satu kompetisi nih bagi kamu para pencinta mobil Tamiya yang ada di Jambi. Siap bertanding? So, persiapkan diri kamu dan tunggangan kamu mulai dari sekarang! (mel)

Butuh Dana Plus
Buat permainan yang satu ini, kayaknya sahabat X-aholic kudu nyiapin dana yang ga sedikit. Kenapa? Karena coba aja sahabat X-aholic bayangkan, buat sekali oprekan biar bisa dapatin performa mobil yang bagus dan memiliki kecepatan tinggi, semuanya itu bisa ngebutuhin dana sampe Rp.700 ribu per satu mobil! Wuduh…
“Paling minimnya segitu,” ujar Agus.
“Tapi, itu buat mobil yang tipenya speed tamiya,” tambahnya.
Buat jadi, memenuhi kebutuhan mobil kesayangan mereka, otomatis uang tabungan pun mau ga mau musti rela buat dikorbankan. Lagian, kalo yang namanya sudah hobby, semuanya pasti bakal dicurahkan dengan segenap jiwa raga, termasuk juga dengan uang tabungan yang dimiliki.
Tapi, besar kecilnya pengeluaran dari “jajannya” si mobil yang aslinya dari Negeri Sakura, Jepang ini, emang tergantung dengan tipe-tipe mobil yang kita punya. Kalo cuma sekedar mobil tamiya standar, so pasti pengeluarannya pun ga bakal sebesar itu. Dan satu lagi faktor penentu yang sangat mempengaruhinya tinggi-rendahnya kalkulasi pengeluaran, yaitu harga dari spare part mobil tamiya. Belum lagi kalo harus mesen dulu ke luar kota, pastinya kocek yang bakal dikeluarin pun akan lebih berlipat ganda. Karena terkadang ga semua alat yang dibutuhkan buat komparasi demi memaksimalkan kecepatan kendaraan tersebut tersedia di Kota Jambi.
Karena faktor yang ada, makanya ga heran kalo banyak juga yang bilang permainan tamiya ini diperuntukkan cuma buat mereka yang beduit. Bener ato ga, semuanya tergantung sama yang bersangkutan. Yang penting, hasrat untuk memacu adrenalin dilintasan balap bisa tersalurkan meskipun cuma diwakili sama mobil tamiyanya aja. (mel)

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...