Monday, October 5, 2015

Beda Guru!

Bagaimana sebenernya cara mengajar yang efektif di dalam kelas? Beda guru, beda cara! Lalu, apakah ada yang paten? Satu ketentuan untuk semua orang? Jawaban jelas, TIDAK! Terus, kenapa masih dipermasalahkan?
Barangkali saya termasuk yang suka nyeleneh soal peraturan. Bukan berarti ga nurut sama peraturan, hanya saja terkadang metode lama- yang kalo secara mengikuti perkembangan zaman sekarang- sulit untuk diterapkan, rasanya akan sulit. Pernah baca sebuah kutipan yang kira-kira buntinya seperti ini, "Ajarkanlah anakmu sesuai dengan zamannya." Yah, kira-kira begitulah. Benar atau salahnya, mohon maaf saja sebelumnya.
Terus, masalahnya dimana?
Sekali lagi, barangkali pemikiran saya terlalu global, terlalu kekinian, terlalu 'longgar', terlalu menenggang. Saya juga pernah menjadi siswa. Baru lepas beberapa tahun yang lalu. Sekarang posisinya berbeda. Justru malah menjadi contoh buat para siswa.
Melihat perilaku anak zaman dulu sama zaman sekarang, jauh sangat berbeda. Kalo dulu, guru sangat dihormati, sedangkan sekarang tak jarang guru dicaci. Mengapa demikian? Tak sepenuhnya itu kesalahan dari si anak, tapi bisa jadi memang itu adalah hasil cerminan dari apa yang dilakukan oleh guru itu sendiri. Kecuali, kalo si guru sudah maksimal bijaksananya, adilnya, baiknya, ramahnya, tapi masih tetap kena cela sama si anak, berarti itu memang si anak yang bermasalah.
Sebenernya, saya rada gerah dengan kondisi pendidikan yang ada di negeri tercinta ini. Tak perlu membahas mengenai bagaimana kurikulumnya, saya anggap kita sama tahu saja. Tapi yang menjadi sorotan utama, sarana dan prasarana -yang katanya dan memang berdasarkan kenyataan- banyak tak sesuai dengan harapan. itu untuk sekolah berlabel 'negeri' tapi lokasinya dipelosok negeri pula. Sedangkan yang berlokasi di tengah kota, minta ampun gagahnya. Ya sudahlah, terlalu berat memikirkan itu.
Balik lagi ke hal paling utama mengenai cara mengajar. Banyak memang metode yang bisa digunakan dalam menyampaikan materi di dalam kelas. Semua itu disesuaikan dengan kondisi kelas itu sendiri, materi pelajarannya, lalu juga sarana dan prasarana pendukungnya. Dari sekian banyak metode yang ada, yang paling diminati adalah metode ceramah. Dari zaman saya SD sampai kuliah pun, itu masih digunakan. Hanya sayangnya, berhubung saya tak pandai bercerita di depan kelas, maka metode itu sendiri jarang saya gunakan. Lalu, apakah dengan kemampuan yang saya miliki -kekurangan mungkin lebih tepatnya- otomatis itu salah?
Prinsip saya sendiri sebenernya mungkin ga terlalu mendapat banyak dukungan. Saya ingin anak mandiri, Tidak selamanya materi yang akan dipelajari baru akan dimengerti setelah diterangkan oleh guru. Sedangkan di luar sana, banyak sekali media yang bisa membantu mereka belajar sendiri. Tapi sayangnya, ga banyak yang bisa memahami dan mengerti. Selanjutnya, saya bagaikan terdakwa yang tinggal menunggu hukuman mati :(

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...