Monday, October 5, 2015

-Resensi- Coupl(ov)e

Kau tahu, kenapa orang menikah selalu mendapat ucapan "Selamat menempuh hidup baru"? 
Karena mereka harus meninggalkan orang-orang yang pernah mereka cintai di masa lalu.

Foto koleksi pribadi
Rasanya itu merupakan hal yang sangat masuk akal. kutipan tersebut juga yang membuat aku tertarik untuk membaca hasil karya Rhein Fathia, CoupL(ov)e. Sebuah cerita perjalanan sepasang suami-istri yang sebenarnya merupakan pasangan sahabat dekat sejak SMA. Dan kali ini, aku merasa isi novel ini 'menampar'ku secara halus.

Halya dan Raka adalah dua orang sahabat baik sejak duduk dibangku SMA. Meskipun sempat terpisah jarak karena harus meneruskan kehidupan selanjtnya pasca kehidupan sekolah, namun nyatanya hubungan mereka tetap baik-baik saja dan justru semakin dekat. Hubungan dua orang sahabat beda jenis yang sesungguhnya banyak disangsikan oleh lingkungan sekitar mereka. apa mungkin ada hubungan yang murni -tanpa ada rasa cinta- diantara dua orang lawan jenis?
Meskipun dengan kondisi yang sangat sulit untuk dilewati, belum lagi kedatangan cinta lama Raka dalam kehidupan pernikahan mereka, pokoknya kehidupan pernikahan berjalan tak seindah angan-angan.
Cerita ini memang menguras emosi. Memang banyak yang sangsi jika persahabatan antarlawan jenis murni tanpa ada campur rasa cinta di dalamnya. Namun sayangnya, kita pun tak bisa menyalahkan mereka yang awalnya memiliki status sebagai sahabat kemudian mengubah status tersebut menjadi lebih intens hingga ke jenjang sakral sekalipun. Bila kita menyalahkan mereka, rasanya itu sama artinya dengan menyalahkan takdir yang telah digariskan oleh-Nya.
Cerita ini seolah membuka tabir perjalanan persahabatan yang aku alami sendiri. Meskipun hingga detik ini, bagaimana kelanjutan persahabatan kami masih bias. Kedekatan yang cukup intens, saling curhat, perasaan nyaman satu sama lain, semua itu membuat orang-orang disekitar menilai kami memiliki hubungan yang lebih. Biarkanlah.
Sebuah cerita yang mampu mengharu biru pembaca di bagian akhir. Ada cerita lain dari sebuah persahabatan. Jangan salahkan persahabatan mereka, karena kita tak pernah tahu bagaimana jalan hidup kedepannya.

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...