Thursday, July 23, 2015

Apakah sudah menjadi G.U.R.U yang sebenarnya?

Selamat sore dunia... Akhirnya, menjawab sebuah pertanyaan seorang sahabat yang menohok kalbu, baiklah, kini buku harian dunia maya saya kembali diisi dengan catatan -yang cukup ada artinya- Seperti itu...
Soalnya, si empu penanya tuh pengen supaya saya bisa membagikan cerita yang ga melulu tentang keseharian si penulis -emang selama ini begitu yah? #mikir
Baiklah, kali ini emang bahasan yang dirangkum rada berbobot. Lumayan, dapet nyalin dari workshop di sekolah tadi. Tapi kalo yang namanya sesuatu yang bermanfaat, sayang kan ya buat dipendam sendirian? Bukankah sudah dijelaskan bahwa, "Sampaikanlah ilmu itu meski hanya satu ayat." Cakep!
Jadi hari ini ceritanya tuh masih ga jauh-jauh dari aktivitas sehari-hari saya. Maklum, saya amah apa atuh, cuma guru biasa -yang jelas bukan luar angkasa- Tema pokok pembicaraan kita adalah GURU!
Bukan hal mudah jadi seorang guru yang baik, bijaksana, penyabar, disenangi sama semua siswa, tau trik supaya memikat siswa belajar dengan serius, dan bla.. bla.. blaaaaa....
Zaman sekarang, kalo ada guru yang ga emosi ngadepin tingkah pola anak metropolitan zaman milenium edan, kasih banyak jempol deh. Karna kalo 2 aja ga cukup! Iya, beneran deh! Soalnya udah ngerasain sendiri gimana ribetnya.
Hasil gambar untuk guru
dok: Google
Sewaktu acara pembukaan workshop, kebetulan Bapak Kepala Sekolah dengan sangat baik hati berbagi beberapa hal penting yang wajib, kudu, harus, musti diketahui sama seorang guru. Dan sepertinya ga cuma sekedar diketahui aja, tapi wajib diaplikasikan juga dalam keseharian.
Ada 3 poin penting yang tadi dijabarkan. masing-masing ada yang membahas mengenai kriteria guru, ciri guru yang baik, dan dosa besar guru! Jadi jangan sangka kalo guru itu ga berdosa. Justru paling rentan sama yang namanya dosa. Bukan perihal dosa asusila atau apalah-apalah. Tapi dosa kalo sampe salah menyampaikan ilmunya, hal itu akan terus berkelanjutan. Ga cuma keturunan aja yang ada penerusnya, dosa juga gitu.
Untuk hal pertama yang bakalan dibeberkan adalah beberapa kriteria seorang guru. Dari penjelasan terkait, ada 4 hal kriteria seorang guru, antara lain:
1. memiliki integritas untuk memberikan keteladanan kepada peserta didik.
2. mampu mengajar dengan baik dan menyenangkan untuk bisa memaksimalkan potensi yang terdapat pada peserta didik.
3. mampu membantu membangun mimpi peserta didik.
4. untuk menghasilkan generasi yang bermartabat dan berakhlak, guru harus menyusun kurikulum, bahan ajar, terampil menggunakan metode dalam mengajar, dan yang paling penting mampu berkomunikasi.
Ga cuma sebatas itu aja, ada lagi hal lain yang perlu guru resapi, yaitu 8 ciri guru yang baik (teacher effectiveneses training) yaitu:
  a. bersikap tenang, mampu mengatur emosi agar jangan mudah meledak-ledak.
    b tidak memiliki prasangka buruj terhadap peserta didik.
   c. dapat menyembunyikan perasaan dari peserta didik. baik itu saat ditimpa masalah atau lain sebagainya.
  d. tidak membedakan atau memandang sama kepada semua peserta didik.
   e. mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bebas, motivator, dan penuh semangat.
   f. bijaksana dalam berkelakuan.
   g. memberikan bantuan secara maksimal.
Jika selama ini kita suka menuding siswa berbuat buruk dan mencapnya sebagai pendosa, itu bukanlah hal yang baik. Sebab, tak selamanya guru itu adalah yang maha tau, yang selalu benar, dan tak berbuat dosa. Guru juga manusia, jadi jangan samakan dengan malaikat yang sempurna. Kaitannya dengan hal itu, ada 7 dosa besar guru. Apa saja? 

  • mengajar tanpa memperhatikan metode pembelajaran, gaya belajar siswa, tidak menggunakan media, dan tidak memahami materi yang diajarkan
  • tidak merencanakan proses pembelajaran sebelum masuk kelas.
  • tidak mengevaluasi hasil pekerjaan siswa di sekolah maupun PR. hal seperti ini termasuk dalam hal tidak menghargai hasil kerja siswa termasuk tudak menghargai diri sendiri.
  • tidak meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi.merasa cukup dengan kemampuan yang ada. 
  • tidak objektif, diskriminatif terhadap peserta didik.
  • mengabaikan pandangan hukum, hak kode etik guru, nilai agama, dan etika. 
  • merusak kesatuan dan persatuan bangsa.
Hasil gambar untuk guru
dok: Google
Makanya, siapa bilang jadi guru itu gampang. Tanggung jawabnya besar dan ga bisa sembarangan. Kenyataannya ga seperti apa yang terlihat dari kulit luarnya saja. Kadang suka heran juga sama ortu/wali murid yang -terkadang- suka memandang sebelah mata pekerjaan sebagai guru. Kalo dulu bekerja sebagai guru hanya digaji beberapa rupiah saja, sampai sekarang juga masih ada yang seperti itu. Suka mangkel juga kalo ada ortu/wali murid yang kekeuh bilang anaknya baik-baik aja sikapnya, tapi di sekolah udah kayak anak ayam lepas dari kandang. Memang, mau seburuk apapun seorang anak tingkahnya, pasti tetep bakalan dibelain sama ortunya. Ga bisa mungkir juga, karena itu memang kenyataannya. Hanya saja terkadang anak-anak ini seperti orang berpribadi ganda, beda di rumah, beda juga di sekolah. 
Lupakan perkara tingkah polah peserta didi, karena kita lagi fokus sama yang ngedidik.
Beneran ngedidik ato sekedar ngajar? 
Apa bedanya?
Beda banget!
Contohnya seperti fenomena sekarang ini. Kalo dulu, guru benar-benar mendidik dengan hati, dengan maksud agar murid-muridnya kelak bisa menggunakan ilmu yang mereka miliki untuk jadi bekal kehidupan masa yang akan datang. Tapi -menurut pengamatan saya- guru sekarang hanya sekedar mengajar untuk mendapatkan ganjaran yang sewajarnya. Gimana? Bener apa bener? Ga munafik, saya juga begitu kok. Ga bohong. Oleh karena sebab itu, sekarang sedang memperbaiki diri supaya bisa menjadi seorang pendidik, bukan pengajar. Biar nantinya segala sesuatunya bisa lebih berkah. Aamiin. 

2 comments:

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...