Tuesday, August 2, 2011

Report Kukerta


-Kerbau bantaian-


Bantai Adat Jelang Ramadhan

Beragam kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Satu diantara keragaman tersebut juga dilaksanakan oleh masyarakat di desa Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Jambi. Masyarakat setempat menyebutnya dengan kegiatan pembantaian atau bantai adat. Kegaiatan bantai adat ini kini menjadi semacam acara adat yang wajib dilakukan setiap tahunnya.

Dengan mengusung tema, "Kami bangga sebagai anak cucu yang selalu mengenang sejarah nenek moyang kami melalui pelaksanaan bantaian adat setiap tahun", disela-sela sambutan acara pembukaan bantaian adat tahun 2011, Usman HM, selaku camat Tabir, juga mengucapkan rasa terima kasih kepada mahasiswa Kukerta UNJA 2011 akan partisipasi dalam persiapan kegiatan tahunan tersebut.

-Proses pemotongan hewan-

"Kita berharap acara ini lancar tanpa ada gangguan dan berjalan dengan meriah," harapnya.

Bertempat di RT. 6 Kelurahan Dusun Baru, Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, bantai adat dilaksanakan dengan mengusung acara inti yakni membantai kerbau yang jumlahnya lebih kurang 70 ekor secara bersamaan. "Acara ini dilaksanakan guna memeriahkan acara bantaian adat dimana kita akan memotong kerbau dalam jumlah banyak, puluhan bahkan ratusan ekor, secara bersamaan. Dan acara ini merupakan tradisi nenek moyang kami," ungkap M. Fuad saat dikonfirmasi mengenai landasan dasar terselenggaranya kegiatan bantaian adat.

Kerbau yang disembelih oleh warga merupakan kerbau-kerbau milik warga yang nantinya daging hasil penyembelihan akan dijual kembali ke masyarakat. "Ada 5 kelurahan yang ikut serta dalam acara pembantaian ini, yaitu Kel. Dusun Baru, Keel. Kampung Baruh, Kel. Pasar, Kel. Mampun serta Kel. Pasar Baruh," tambah M. Fuad yang juga merupakan anggota DPRD Merangin. Saat diadakannya acara bantaian adat, masyarakat dilarang untuk menyembelih kerbau di luar area kegaitan tersebut. Jika terjadi pelanggaran, maka akan dikenakan tehutang adat atau mendapatkan denda yang telah diatur oleh hukum adat.

-Suasana acara pembukaan bantaian-

Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini sangat besar. Area pembantaian tak ubahnya semacam pasar malam. Dimana para pedagang membka lapak untuk menjual barang dagangan yang ada. Masyarakat benar-benar tumpah ruah dan menyambut gembira dengan adanya kegiatan yang hanya bisa ditemui setahun sekali dalam menjelang bulan puasa.

Acara bantaian adat yang juga menghadirkan penampilan kreasi seni budaya asal daerah setempat. Beberapa ragam tarian daerah ditampilkan dimuka khalayak pengunjung acara bantaian adat. Serta tak ketinggalan, kegiatan bermusik dengan menggunakan kelenong (semacam gamelan Jawa dalam ukuran kecil) untuk mengiringi penyanyi membawakan lagu daerah.

untuk menjaga keamanan kerbau yang berada dilokasi tempat pembantaian, pada malam hari, kaum pria melakukan jagoan. Jagoan sendiri ialah begadang atau berjaga malam. Untuk pemotongan kerbau sendiri, dilaksanakan serentak pada keesokan harinnya sekitar pukul 3 pagi keesokan harinya setelah acara pembukaan sore hari sebelumnya. (mel)

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...