
aku ga mau kalo sampai ada yang mencap cuma gara-gara aku seorang Duta Bahasalah, atau karena berasal dari prodi Bahasa Indoensia, terus dengan semena-mena diremehkan wacana ini. jangan, aku mohon jangan!
aku sedih dengan kondisi belakangan ini. baiklah, aku ini BUKAN SIAPA-SIAPA, tak memiliki jabatan yang berarti di dalam bidang apapun. namun satu hal yang harus diperhatikan, saya bangga menjadi anak INDONESIA meski dalam kondisi apapun juga. maka dari itu, kini aku mencoba untuk menuangkan segala kegundahan ini.
beberapa waktu belakangan aku perhatikan, nampaknya semua orang telah terjangkiti virus "Inggris please!"
gara-gara masih teringat acara seminar tadi pagi, sampe sekarang rasanya masih sewot aja. seenaknya aja tuh pembawa acara meluncurkan ucapan berbahasa Inggris untuk menginformasikan kegiatan selanjutnya, baru sehabis itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia! apa? yang bener aja, terbalik kali tuh!!! hal itu ga hanya terjadi satu kali, tapi sudah untuk yang kesekian kalinya!
kenapa aku mengatakan demikian, yah memang itu pula kenyataan yang ada. bukan karena aku bodoh berbahasa Inggris lalu aku alergi akan hal-hal yang begitu, maaf, itu salah besar!
kita cek, seorang pengusaha lebih memilih menggunakan nama seperti: Anna's Taylor, Mustika Beauty Saloon, Intan Bakery, dan lain sebagainya. padahal, apa bedanya sih dengan Penjahit Anna, Salon Kecantikan Mustika, atau Toko Roti Intan? memangnya nama-nama itu tidak menjual yah? atau kalo menggunakan bahasa seperti itu, ga gaul yah? atau barangkali ada alasan lain? dan satu hal yang sangat mengkhawatirkan, bukan berarti menjelek-jelekkan, tapi ada satu gedung milik pemerintah yang sesungguhnya mengelola hasil kerajinan masyarakat atau bisa dikatakan seperti pusat kerajinan di kota Jambi, gedung itu diberi nama Jambi Handy Craft! yah, kira-kira seperti itulah. usut punya usut, sempat aku survei dilapangan, banyak yang tak mengerti apa tujuan dari gedung itu dan ragu untuk mendatanginya. eh ga taunya, cuma sebagai wadah untuk menjual oleh-oleh khas Jambi yang dikelola pemerintah. haduh, rasanya pengen banget tepok jidat! itu baru satu nama gedung yang sudah membingungkan masyarakat, terus gimana dengan penamaan gedung-gedung lainnya? silahkan pikirkan sendiri!

duh, mungkin ga sebatas itu saja, masih banyak yang lainnya. dimana sekarang udah menjadi sesuatu yang fenomenal orang tua berkomunikasi dengan anak-anak mereka di rumah dengan menggunakan bahasa asing. walah, kalo begitu, nanti yang ada mereka malah ga bisa berbahasa Indonesia?! tarik napas dalam-dalam deh ah untuk satu hal ini.

*foto-foto yang tertera hanya sebuah ilustrasi semata*
No comments:
Post a Comment