Monday, October 31, 2011

kau, PENIPU!


aku masih saja berada dalam lingkaran masa lalu. yah, ternyata tidaklah mudah untuk melupakan kejadian yang sangat menyakitkan itu. hingga kini, aku malah merasa trauma dengan malam minggu, kegiatan kukerta, dan berkeliling kota Jambi, kota kecil tempat aku dibesarkan.
bukan hanya itu saja, hingga saat ini pun aku masih dengan jelas mengingat kata terakhir yang kau ucapkan sebelum akhirnya kita berpisah karena kau harus kembali ke tempatmu bertugas untuk menyelesaikan kukerta. "tunggu bibie ya mie. nanti bibie pulang dan akan kembali bersama mimie lagi. tenang aja, waktu 1 bulan itu tidak akan lama lagi. jangan menangis, karena bibie tak bisa melihat air mata itu jatuh!" yah, aku lepas kau dengan tangisan dan kau berikan aku satu kecupan di kening ini. entah sekedar untuk menghiburku atau justru itu adalah tanda perpisahan yang tak terbaca olehku.
setelah kau kembali kesana, aku harus pontang-panting menghubungimu. jujur saja, aku di sini tak ubahnya orang gila, menangis, gelisah, marah, kesal, kacau! tapi ternyata sebaliknya, kau disana tengah asyik mencoba untuk menjajaki gadis baru. kau SELINGKUH! satu kata yang pernah kau pesankan padaku agar jangan pernah melakukan hal itu. sebab, satu kali berbuat, selamanya kau tak akan lagi percaya. kira-kira, masih ingatkah kau dengan pernyataan itu?
sempat aku berpikir tak akan memaafkanmu hingga kapan pun, terkecuali kau bersujud memohon ampun di kakiku. biarlah, aku tak peduli orang menganggapnya kejam! karena aku dendam! namun, seorang teman mencoba untuk mencairkan kebekuan amarah yang ada. "Tuhan saja Maha Pengampun. masa iya kita sebagai manusia aja ngga mau maafin sesama?" rasanya aku bagaikan ditusuk langsung dan mengenai jantung! perkataan itu sungguh menohok hatiku. tapi saat itu, aku masih egois! masih dikuasai pengaruh buruk yang hanya menginginkan kau untuk merasakan derita. dendam! aku heran, mengapa aku bisa jadi seperti itu. padahal, meskipun seseorang dahulu telah mempermalukanku atau menjahati aku, aku tak pernah menaruh dendam. tapi semua berubah. kau sungguh hebat! membuat aku menjadi setan untuk beberapa saat!
tapi aku justru terus gelisah. karena memang aku tak pandai menyimpan kebusukan terus menerus. aku dilahirkan bukan itu mendendam. tapi aku dihadirkan ke dunia ini untuk bisa menjadi pribadi yang baik, santun, lemah lembut, dan pastinya bukan seorang pendendam. kini, demi memikirkan kebahagiaanmu juga, aku rela melepaskan segala sakit hati yang ada. aku capek, aku lelah. kau di sana masih tetap dengan bebasnya tertawa bersama dengan perempuan itu. dan meskipun napasku tingal satu-satu, kau tak akan peduli. karena dimatamu saat ini, hanya dia yang ada, yang sempurna, yang terindah, yang seperti apa dulu juga pernah kau katakan padaku! kau PENIPU! coba kau telan lagi kata-kata yang telah terucap itu. semua yang tak kau inginkan justru kini malah kau perbuat. larangan-laranganmu untukku, justru menjadi kunci kebebasan bagimu. permainan yang sangat cantik!
masih ada yang melegakan hatiku, karena teman-temanku membantu menenangkan bahwa akan ada karma bagi mereka yang berbuat seperti itu. lalu, apakaha aku benar-benar bahagia mendengarkannya? TIDAK! karena sesungguhnya aku masih mengkhawatirkan kamu!
saat ini memang aku tak benar-benar kehilangan cinta. banyak cinta yang datang justru setelah kau pergi. banyak yang lebih peduli padaku, banyak yang kini menyanjungku, banyak yang kini membutuhkan kehadiranku. aku tak dibiarkan sendirian. aku bersama mereka!
kini hanya ada satu nama di alam pikiranmu, perempuan itu! dan mimpi kita terhapuskan semua karena dia. aku tak mau menyalahkan dia sepenuhnya, tapi aku tau kalian berdua sama-sama tidak punya nurani! karena setauku, sesungguhnya kalian telah memiliki pasangan masing-masing, kau adalah kekasihku dan dia bersama pasangannya. yah, tak bernurani!!
namun aku tak mau berlama-lama menyesalkan semua ini. karena kini ada cinta baru yang tumbuh di hati. meskipun belum bisa disemai dengan subur ditaman jiwa. aku kembali kepada komitmen dahulu, sama seperti saat bersamamu. hanya saja dalam situasi yang berbeda. aku ingin meraih kesuksesanku. tak hanya kau saja yang sukses meluluhlantahkan hatiku.

satu cinta baru sebagai teman penyemangat hidupku. yang tertutup rapat oleh cita-cita...
dan kau, enyahlah dari hadapanku!!

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...