Saturday, September 18, 2010

resensi Sang Pencerah

Sang Pencerah Bagi Negeri
Ada film bagus nih yang lagi wara-wiri di bioskop di Indonesia, ngga ketinggalan juga pastinya di bioskop Jambi. Film yang satu ini semacam rekam sejarah mengenai asal muasal organisasi Islam besar di Indonesia.

Berawal dari kepulang seorang tokoh dari Mekah, yaitu Darwis muda yang dibintangi oleh Ihsan Taroreh, yang mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda berusia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah/sesat. Melalui langgarnya yang terletak tepat di sebelah rumahnya, Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah, termasuk arah kiblat pada Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, yaitu Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo). Semua itu justru berbuntut pada penghancuran surau milik Ahmad Dahlan karena dianggap kafir. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Ahmad Dahlan Sang Pencerah juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa yang bernaung pada organisasi Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut untuk melangkahkan kaki guna menyebarkan kebenaran.
Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid-murid setianya, yakni Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan dengan tekad bulat pada akhirnya membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga tidak di injak-injak. Keputusan ini diambilnya setelah melakukan perenungan atas segala peristiwa yang telah dialaminya, serta hasil konsultasinya dengan para tetua di Budi Utomo. Pembentukan organisasi Muhammadiyah pun tak dapat dibilang bersih dari cerca. Meskipun Sultan Hamengkubuwono VIII merestui, namun tidak sejalan dengan Kyai Penghulu Kamaludiningrat. Dengan segala pengertian yang diberikan, pada akhirnya sang kyai pun merestui Ahmad Dahlan untuk menjalankan organisasinya tersebut.
Film ini didukung penuh loh oleh PP Muhammadiyah! Dan kayaknya kali ini sang sutradara yang tak lain juga merupakan suami dari Zaskia Adya Mecca yang ikut ambil bagian dalam film ini, bener-bener mendedikasikan diri demi film ini.
Daripada kalian ketinggalan nonton, mending buruan deh cabut ke bioskop. Nyesel deh kalo sampe ngga nonton! (mel)
(liputan X-Movie Xpresi Jambi 17/9/10)

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...