udah dipenghujung tahun aja nih. tapi sampai detik ini, ga tau apa sih yang bakalan menjadi target untuk tahun depan. asli, emang parah bener dah ah! tapi mau gimana lagi, aku emang lagi buntu buat mikirin hal itu. emang sih, ada target tertentu yang bakalan diraih, misalnya aja mau cepet-cepet lulus biar aku bisa konsen buat nyari kerjaan atau barangkali melakukan hal lain yang menyenangkan tapi tetep bisa menghasilkan. tapi sayangnya, masih ada beberapa beban yang memberatkan. sebenarnya, aku udah takut duluan, padahal sih, belum tentu apa yang ditakutkan itu bener-bener akan terjadi.
fokusku saat ini emang bercabang. harus ppl, trus mesti nyiapin skripsi, sampe ditambah lagi dengan beberapa kegiatan diluaran. aku bener-bener ga bisa fokus ke satu kegiatan aja. giliran mau mengurangi, malah kayak ada hal yang nyangkut gitu, yang membuatnya jadi ga enak.
kalo untuk urusan perihal kegiatan sih, aku rasa bisa ditangani. tapi beda halnya dengan urusan hati. kalo yang satu ini, aku angkat tangan. abisnya, masih aja si biang rusuh itu masuk ke dalam dunia alam bawah sadarku. duh, jadi bingung, apalagi sih yang harus aku lakuin. padahal aku udah mengikhlaskan dia seikhlas-ikhlasnya. nah tuh! apalagi coba yang masih membuatnya nyangkut dialam bawah sadarku?? ya oke, jujur, aku masih mangkel sama kelakuan bejatnya dia itu. yang ngga mau ngaku kalo udah berbuat yang ngga bener. yang ngga mau ngaku kalo dia udah ingkar sama perkataannya sendiri. but, ya udahlah, aku udah males juga memperkarakannya. jadi, aku pengen banget dia enyah dari alam pikiranku.
aku sendiri juga udah ga takut lagi buat jatuh cinta. hellloooo... aku kan manusia biasa, butuh cinta juga. masa iya mau diam ditempat sendirian mulu. oh no... ngga kebayang jika harus seperti itu.
terus, apa yang mau aku jadiin resolusi buat tahun depan nanti?? mandek bener dah nih otak...
Thursday, December 29, 2011
Saturday, December 10, 2011
reportase RaPA
Satang Rimbo Raih Sambutan Hangat Penonton
Oleh: Patrisia Merly
Memukau. Barangkali kata tersebut yang bisa diungkapkan
saat pementasan gelaran komposisi musik "Satang Rimbo" karya komposer
Uswan Hasan, S.Sn digelar di gedung pertunjukan Hoerijah Adam Institut Seni
Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumatera Barat pada tanggal 9 Desember 2011.
Satang Rimbo yang dibawakan oleh Komunitas Seni INNER Jambi mendapatkan
apresiasi yang sangat meriah denagn tepuk tangan bertubi-tubi dari para
penonton yang menghadiri sekaligus menyaksikan aksi perwakilan Kota Jambi dalam
kegiatan Ranah Performing Arts (RaPA) 2011. Komunitas Seni INNER Jambi sendiri
mendapat kesempatan urutan penampilan ketiga setelah OK. Kober (Orkes Keroncong
Kota Bertuah) asal kota Pekanbaru, Riau dan penampilan White Percussion Unit
asal negara tetangga, Malaysia.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 20.00 WIB ini, cukup
menyedot animo masyarakat khususnya bagi para pencinta seni musik. Tak
terkecuali kepada mahasiswa dari lingkup kampus ISI Padang Panjang
sendiri.
Satang Rimbo yang pada dasarnya beranjak dari kesenian
Senandung Jolo ini, mencoba mengangkat tema persoalan pembalakan liar (ilegal
logging) ke dalam sebuah komposisi musik. Dalam pagelaran ini, Wawan, sang
komposer, biasa dipanggil, menggabungkan seni musik tradisional dan modern.
Ditambah lagi dengan perpaduan tampilan slide show foto-foto keadaan
alam hutan di Provinsi Jambi khususnya, dengan perbandingan saat sebelum
dilakukannya penebangan hutan dengan keadaan hutan yang gundul akibat
pembalakan liar. Selain itu, ditampilkan pula video mengenai pernyataan yang
diungkapkan oleh masyarakat yang tinggal diwilayah kawasan hutan dengan bantuan
media proyektor yang dioperasikan oleh Muslimah Arneni.
"Jujur saja, penampilan dari Kota Jambi pada malam
ini sungguh memukau. Jambi bisa memberikan warna yang berbeda dari peserta
lainnya malam ini," terang Tri Putra Mahardika, salah satu penonton yang
menyaksikan pagelaran komposisi musik Satang Rimbo persembahan Komunitas Seni
INNER Jambi. Ditambahkan lagi olehnya, bahwa mahasiswa ISI jurusan seni tari ini
, cukup terkesan dengan perpaduan antara alat musik 'batang', seni musik
kompangan dan gong yang biasa ditampilkan saat upacara pernikahan serta alat
musik modern lainnya, seperti gitar, maraccas, Cymbal, didgeridoo, keyboard,
dan biola.
Awal mula Satang Rimbo dimainkan dibuka dengan senandung
mengenai hutan yang dinyanyikan oleh Alfian atau biasa disapa dengan Uwak
Degum. Kemudian disambut dengan vokal suara merdu oleh vokal dari Ulyatul
Qibtiyah dan Puspita Lastari. Sedangkan untuk pemain musik lainnya yakni M.
Taufik Hidayat, S.Sn, Dwi Putra Ramadhana, S.Sn, Ferry Hoi, Herman, Agus, Jay,
dan Iwan. Dengan durasi 15 menit, pementasan Satang Rimbo diakhiri dengan
penyerahan alat musik 'kelintang kayu' oleh Uwak Degum kepada dua orang anak
yang berjalan ke tengah panggung. Hal ini diibaratkan sebagai simbol regenerasi
pemain musik 'kelintang kayu' yang telah berumur, dengan menitipkan alat musik
tersebut kepada generasi muda agar dapat dilestarikan karena keadaan hutan yang
semakin mengkhawatirkan.
"Memang garapan ini bisa dikatakan sebagai himbauan
kepada semua masyarakat agar kita semakin sadar bahwa apa yang kita lakukan itu
tidak benar. Terlebih lagi dengan adanya pembalakan liar yang ternyata secara
tidak langsung cukup memberikan pengaruh terhadap kelangsungan seni musik
dimasa yang akan datang," jelas Wawan. "Dan kesuksesan yang diraih
Komunitas INNER pada malam ini juga tak terlepas dari dukungan orang-orang
terdekat, seperti Ibu Yanti, Mbak Ema, serta Bapak Zul Gambus yang merupakan
salah seorang pemerhati budaya Jambi yang telah memberikan sumbangsih mengenai
pencarian materi musikal komposisi musik Satang Rimbo," tambahnya.
Melihat sisi kreativitas yang berbeda dari apa yang
ditampilkan oleh Komunitas Seni INNER Jambi akan komposisi musik seperti ini,
diharapkan ke depannya akan hadir kreasi Satang Rimbo-Satang Rimbo lainnya.
"Semoga nantinya perwakilan Jambi bisa lebih mengeksplor kesenian musik
lainnya yang ada di Provinsi Jambi. Jadi, bisa terwujud apresiasi yang baik
terhadap seni musik, khususnya bagi para muda Jambi," harap Tri Putra demi
kebangkitan kesenian musik di Provinsi Jambi.
Selain pagelaran musik festival, dalam kegiatan Ranah
Performing Arts (RaPA) juga menghadirkan kegiatan seminar nasional dengan
pembicara dari dalam dan luar negeri, seperti Edward Van Ness, Prof. Dharsono,
IGN. Wiryawan Budhiana, Rosta Minawati, dan DR. Nursyirwan, S.Pd., M.Sn.
Thursday, December 8, 2011
padatnya aktivitasku :p
aku heran, mau akhir tahun tapi justru banyak hal yang menanti untuk dikerjakan. wow... sesuatu banget yah! baru beberapa hari kemaren pulang dari jambore bahasa dan sastra di jakarta, nah sekarang, hari ini nih, jam 3 nanti bakalan ngacir lagi buat ikutan kegiatan Ranah Performing Arts (RaPA) di Padang Panjang. kalo kayak gini terus, jujur nih, jenuh yang melekat, bisa hilang dan bablas selamanya mungkin #lebay!!
aku memang sangat menikmati apa yang aku lakukan saat ini. bisa jadi ini sebagai upaya untuk membantu aku lepas dari keterpurukan yang sampai saat ini, bahkan kemaren aku sempat melihat sosoknya, dirumah wanita itu!entahlah, aku masih belum bisa lepas dari jerat hasrat akan cinta darinya. 9 tahun! ya, itu bukanlah waktu yang singkat untuk menumbuhkan rasa sayang dan cinta padanya. kalo diibaratkan dengan pohon nih, mungkin udah berapa kali berbuah. sakit banget deh ah! tapi memang bukan masanya lagi aku harus membuka tabir kelam itu.
aku mencoba mencari muara baru, namun sampai sekarang masih ada yang belum bisa benar-benar meresap di hati. ya sudahlah, hanya akan membuka luka lama jika aku terus membicarakan ini.
aku sedang menikmati perjalanan bersama dengan komunitasku. semua hal bisa kita lakukan dengan segenap keyakinan dan kerja keras. seperti apa yang akan kita jalani besok. menggelar sebuah pertunjukkan dalam rangka kegiatan RaPA 2011. ngga cuma akan menampilkan hasil karya abang kita nih, bang Wawan, tapi juga bakalan digelar seminar internasional. akan ada peserta dari Malaysia, Korea, Belgia, dan aduh,, lupa saya.. :P
yang pasti, akan sangat menyenangkan, soalnya bisa dibilang ini sebagai aksi balas dendam saya karena bulan Juli lalu ga bisa ikutan pergi ke Lampung pas acara Kalla Sumatera II.
jujurnya sih, badan lagi ngga fit 100%. karena abis pulang jambore itu, ditambah baru abis nyungsep dikit dari motor :P tapi ngga apa-apa, aku harus bisa terus semangat! soalnya kalo yang lain udah menggebu seperti itu, aku juga harus bisa. masa iya aku melempem sendiri? ga seru ah!
yang jelas, aku udah ga sabar untuk hal ini..
PADANG PANJANG................ i'm comingggggg....!!!!!!!! :D
aku memang sangat menikmati apa yang aku lakukan saat ini. bisa jadi ini sebagai upaya untuk membantu aku lepas dari keterpurukan yang sampai saat ini, bahkan kemaren aku sempat melihat sosoknya, dirumah wanita itu!entahlah, aku masih belum bisa lepas dari jerat hasrat akan cinta darinya. 9 tahun! ya, itu bukanlah waktu yang singkat untuk menumbuhkan rasa sayang dan cinta padanya. kalo diibaratkan dengan pohon nih, mungkin udah berapa kali berbuah. sakit banget deh ah! tapi memang bukan masanya lagi aku harus membuka tabir kelam itu.
aku mencoba mencari muara baru, namun sampai sekarang masih ada yang belum bisa benar-benar meresap di hati. ya sudahlah, hanya akan membuka luka lama jika aku terus membicarakan ini.
aku sedang menikmati perjalanan bersama dengan komunitasku. semua hal bisa kita lakukan dengan segenap keyakinan dan kerja keras. seperti apa yang akan kita jalani besok. menggelar sebuah pertunjukkan dalam rangka kegiatan RaPA 2011. ngga cuma akan menampilkan hasil karya abang kita nih, bang Wawan, tapi juga bakalan digelar seminar internasional. akan ada peserta dari Malaysia, Korea, Belgia, dan aduh,, lupa saya.. :P
yang pasti, akan sangat menyenangkan, soalnya bisa dibilang ini sebagai aksi balas dendam saya karena bulan Juli lalu ga bisa ikutan pergi ke Lampung pas acara Kalla Sumatera II.
jujurnya sih, badan lagi ngga fit 100%. karena abis pulang jambore itu, ditambah baru abis nyungsep dikit dari motor :P tapi ngga apa-apa, aku harus bisa terus semangat! soalnya kalo yang lain udah menggebu seperti itu, aku juga harus bisa. masa iya aku melempem sendiri? ga seru ah!
yang jelas, aku udah ga sabar untuk hal ini..
Sunday, December 4, 2011
Jambore Sastra 2011
(kumpul kampung Nusa)
(pose depan patung pahatan suku Asmat)
berbagi cerita pengalaman seputar kegiatan nasional yang membuat badan -sangat- lelah. ngga kebayang ternyata kegiatan ini diadakan di alam terbuka dengan konsep kemah. ngga masalah sih untuk kemahnya, tapi kasian aja buat peserta yang punya kebutuhan khusus (seperti beberapa teman yang cacat, baik itu tuna rungu, tuna netra, dan beberapa jenis lainnya). soalnya, ada satu kejadian yang membuat suasana kocar-kacir. ngga disangka, kalo hari itu alam sedang tak ingin bermesraan dengan kami. hujan deras melanda dan beberapa tempat menjadi banjir. tenda-tenda basah hingga kedalam. dan keadaan ini membuat hampir semua peserta stres, bingung, bahkan ada sebagian yang pingsan karna tak kuasa menerima musibah kecil ini. dan disana pula, terlihat kurangnya kesiapan panitia dalam menggelar kegiatan ini. soalnya, ada cerita sumbang yang aku dengar. panitia kurang bersedia memberikan 'tempatnya' untuk membantu 'pengungsi'. kok mereka begitu sih? seharusnya, sebagai tuan rumah, mereka mau mengalah dan menjamu tamu dengan baik, bukan dengan keegoisan seperti itu. sangat mengecewakan! namun terlepas dari semua itu, ada lagi yang tetep membuat aku sedih. kan itu kegiatan di bagi menjadi 3 kelompok dimana kelompok itu disebut dengan kampung, yaitu kampung Nusa, kampung Bangsa, dan kampung Bahasa. aku kebagian di kampung Nusa. nah, yang bikin aku kecewa itu, di setiap kampung ada di jadwalkan materi oleh para seniman, seperti Sujiwo Tedjo di kampung Bangsa, Putu Wijaya di kampung Nusa dan kampung Bahasa. tapi, Putu Wijaya itu ga ada mampir ke kampungku. sedangkan ke kampung yang satunya lagi, ada. kan ngga adil amat tuh! sebel! terus juga nih, masa aku dengar ada banyak peserta yang bisa keluar dari area kegiatan. waduh, pengamanannnya ga ketat amat sih. tau kalo bisa kabur begitu, aku juga mau ngacir buat ngumpul sama sobat farmasiku. aaaaaaarrrrrgggggg...benar-benar menyebalkan! satu lagi, kan ada peserta yang berkebutuhan khusus tuh, dan mereka dipersilahkan membawa pendampingnya. namun, pas sekali pembagian tenda untuk tempat beristirahat, mereka dipisahkan dari pendampingnya. nah loh! trus, buat apa ada pendamping kalo ujung-ujungnya mereka dipisahin? bukankah pendamping itu dibawa untuk membantu keperluan mereka. kalo udah dipisah gitu, gimana kalo mereka sedang membutuhkan bantuan pendampingnya? konsep yang sangat tidak jelas!
sebagai upaya untuk mengurangi kebosanan kegiatan, panitia menyediakan wisata bahasa. kalo yang aku pikir sih, kayaknya nama kegiatan itu kurang tepat. soalnya, yang dikunjungi itu Monas sama Museum Gajah. dimana sangkut pautnya dengan kebahasaan? mungkin aku yang kurang memahami atau mungkin terlalu bodoh untuk bisa mengartikannya. tapi bagiku sendiri, lokasi itu lebih tepatnya untuk mempelajari sejarah budaya. terus, kenapa ga disebut wisata budaya aja, kenapa malah memakai wisata bahasa?
yah, tak bermaksud untuk memberitakan hal yang buruk, namun sepertinya panitia harus bisa membuat konsep yang lebih jelas, tertib, dan teratur serta tertata. rasanya akan sangat memalukan jika kegiatan kaliber nasional ini hanya membuat suntuk dan bosan para pesertanya. malah justru tak ada yang melekat di benak mereka. itu sama halnya dengan membuang uang yang konon katanya menghabiskan dana 10 M. tau deh tuh, bener apa ngga. namanya juga kabar burung. simpang siur ngga tentu arah.
tapi dibalik semua itu, aku sendiri mengakui, bahwa ada hikmah dibalik semua itu. aku bisa ketemu dengan beberapa teman Dubas 2009 lalu. ada awan-bali, kak david-kalimantan, echi-manado. reuni kecil deh... :) terus, aku juga kenalan dengan temen dari daerah lagi. sip deh!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Jangan sebut kami BENGAK!
hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...
-
A Model Formalisme Sastra 1. Karakteristik Formalisme Formalis lahir akibat ketidakpuasan dengan penelitian ekspresivisme yang ...
-
Yuhuuu.. siapa yang ga meleleh jika seseorang yang kamu sukai mengatakan hal itu ke kamu? Oh My God rasanya gimanaaaa gitu. Apalagi pake a...
-
Ciri Aliran Penelitian Klasik Aliran penelitian sastra adalah sebuah kecendrungan yang tampil pada suatu zaman. Setiap era kadang-kadang m...