ini saatnya untuk membuat laporan mengenai acara peringatan bulan sastra kemaren. sebuah kegiatan yang walaupun udah dari lama dirancang, tetep aja ujung-ujungnya terkendala dengan dukungan dari dosen-dosen yang terkesan malah acuh tak acuh aja. abis gimana dong? aku udah terlanjur kecewa berat dengan bapak-bapak dan ibu-ibu terhormat itu. tapi, yah sudahlah. kan sudah selesai juga kegiatannya. toh udah selesai juga tanggung jawab aku buat membangun HIMABINDO di masa jabatan 2010-2011 ini. sebagai koordinator mikat -minat dan bakat- dalam himpunan tersebut, sesungguhnya, aku mengakui tidak bisa memberikan dan mencurahkan segenap tenaga dan pikiran dengan maksimal. abisnya, aku udah males sih liat respon yang ada. kayak kemaren aja tuh. gini nih. kan ada salah satu dosen kita yang nyanyok nian supaya kita, mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia ini, proaktif bikin kegiatan. pokoknya, istilah kasarnya tuh, kita dibilang ngga bisa kreatif dan males. oke! sebagai bukti bahwa kita itu kreatif dan ngga males, kita bikin deh acara. awalnya, bikin seminar temu sastrawan dan jurnalis. sukses? yah, begitulah. susah untuk menerangkannya.
kegaiatan pertama selesai. dan kenyataannya, dosen kita tersayang itu, ngga menghadiri kegiatan yang udah pontang-panting kita wujudkan sebagai pembuktian bahwa kita itu bener kreatif dan ngga males! ngga cuma dia sendiri doang, bisa dibilang hampir keseluruhan dosen ngga ada yang dateng! padahal undangan udah dikasihin! catet!!
next, dari usul temen kita di himpunan mahasiswa, pada bulan oktober tahun lalu, kita melaksanakan peringatan bulan bahasa yang emang bisa dibilang itu adalah agenda wajibnya anak-anak bahasa dan sastra indonesia. hanya dalam waktu super singkat (kalo ngga salah, cuma 3 minggu aja persiapannya), kita berani mengambil keputusan untuk mengadakan peringatan bulan bahasa dengan mengusung kegiatan lomba untuk label perlombaan tingkat provinsi Jambi! nekat...!!! dan lagi-lagi, respon dari para dosen yang kami dapatkan, paling hanya 5% doang. malah ada yang sempat memberi cap bahwa kegiatan kami ini ilegal! ya ampun ;(. tapi kita ngga mau ambil pusing. segala persiapan telah matang. dan kita tetep tancap gas. well, ketua prodi kita akhirnya menunjukkan simpatinya. bahkan yang dari awal kita ngga berencana buat memikirkan soal piala bergilir, justru dia yang membantu kita. buat beli pialanya juga gitu. pokoknya bisa dibilang, dia itu malaikat kita. abis gimana dong, duit dari mana buat beli piala bergilirnya? sedangkan untuk kebutuhan acara saat sedang berjalan, ada aja yang kurang dan mesti dibeli. kantong kita tongpes, tapi tetep nekat aja buat bikin acara. modal dari mana? yah sumbanganlah... sekalian paling ngga ngandelin tambahan dari uang seminar dan biaya pendaftaran peserta. pokoknya, acara tetep harus jalan. daripada nanggung malu ngebatalin semuanya, biarlah kami berjalan apa adanya.
itu cerita dari bulan bahasa kemaren. tapi ngga taunya, kira-kira baru sebulanan acara itu selesai, ketua prodi kita udah nagih supaya dibentuk lagi kepanitiaan baru untuk peringatan bulan sastra. what? napas dulu dong kitanya pak...! dan ini bener bukan hal main-main. karena dalam tenggat waktu yang diminta, kita masih belum ngelaporin siapa-siapa aja yang nantinya bertugas, tau-tau, udah nonggok aja piala bergilir bulan sastra diruang ketua prodi! hah? jadi mesti kerja cepet deh!
awal tahun 2011, ketua hima manggil kita buat kumpul supaya membentuk kepanitian baru untuk peringatan bulan sastra. meskipun ujung-ujungnya muka-muka yang itu-itu lagi yang bakalan mengisi formasi yang hampir sama pula -ngga tau pada kemana nih orang-orang-
kalo pas bulan bahasa kita dibilang ngga punya persiapan matang, kita ladenin kalo sekarang udah ngga gitu lagi. selama 4 bulan kita konsen buat mikirin konsep acara bulan sastra. saat semua udah final, sekali lagi kami katakan, terbentur oleh dosen-dosen yang ada. namanya aja mau ngebentuk acara lomba, pasti butuh juri dong! nah disinilah dimulai perasaan kecewa itu datang. awalnya bilang bisa, pas udah deket hari H, bilang ngga bisa. minta nyari juri dari luar, tapi diminta buat menghargai 'orang dalam' dulu. tapi yang dihargai itu, malah ngga mereka kita. dan kini, rahasia itu terbongkar sudah. sang 'raja' tau bagaimana para punggawanya bekerja. kecewa? pasti. sama dengan apa yang kita rasakan. bahkan mungkin beliau punya rasa kekecewaan yang lebih besar daripada kami.
disinilah kami membuktikan diri. kami bisa meskipun terseok-seok langkahnya. kami udah ngga mau lagi dianggap ngga bisa, ngga kreatif, ngga ada apa-apanya dibandingkan prodi yang lain. udah panas banget nih telinga dikata-katain begitu terus.
peringatan bulan sastra dimulai. sehari kegiatan dilaksanakan, alhamdulillah, cukup berjalan lancar. kendala yang utama, masalah sound. tapi itu semua ngga terulang lagi saat hari kedua. kita berani nyewa mahal cuma buat sound doang. pokoknya, memenuhi keinginan yang 'di atas'. dan tiba juga dipuncak acara. seminar dan bedah buku. semuanya juga berjalan tanpa halangan yang begitu berarti. tapi tetep mengecewakan, sampai acara penutupan, hanya segelintir dosen yang bersedia menghadiri acara kami. apa undangan ngga sempet dikasih sama anak-anak humas yah? think positive! barangkali mereka sibuk.
lalu, setelah sekian banyak perjuangan yang telah kami lakukan demi membangunkan sang putri tidur, apakah kedepannya akan seperti ini lagi? apa mungkin putri akan tertidur pulas kembali? jangan! kami tidak mau! karna kami telah bersusah payah membujuknya agar mau berkreasi kembali, agar benar-benar bisa terjaga dalam waktu lama. kami mau, semua membuka mata, bahwa kami sebenarnya ADA!!
No comments:
Post a Comment