Wednesday, November 3, 2010

Resensi 'Me VS High Heels'-Maria Ardelia


Satu lagi teenlit yang berhasil aku seleasikan membacanya. Dan lagi-lagi, kepnegn aja buat resensi singkatnya. Singkat banget mungkin, soalnya tuh buku udah keburu dibalikin ke perpus daripada tar malah kena denda. Kan ngga lucu amat. Masa iya baca teenlit aja bisa lebih dari seminggu? Oke, ceritanya gini...



Shasa ceek tomboi yang cinta banget sama basket. Disekitarnya, ada beberapa orang sahabatnya yang dukung aja apa kegiatan yang dilakukan olehnya. Semua terima dia apa adanya, termasuk orang tuanya. Hobinya sua banget telat kesekolah. Sampe-sampe ia meminta bantuan Pak Basri sang penjaga sekolah untuk tetap membukakan pintu meskipun bel masuk telah berbunyi. Dibalik keringannya, ternyata Shasa menyimpan sebuah luka lama yang tak dapat dilupakannya. Hanya ada satu orang saja yang tau peristiwa itu, yaitu sahabatnya, Roland. Sdangkan Lola yang juga sobat karibnya, tak begitu memahami hal ini dikarenakan saat kejadian berlangsung, ia tengah berada di Amerika sebelum kembali lagi ke Indonesia. Satu orang lagi yang sangat perhatian kepada Shasa yaitu Dondon. Dan ia merupakan cs beratnya Shasa, soalnya mereka suka main basket bareng. Belum lagi Dondon itu tajir, alhasil, tiap habis main basket Shasa pun langsung dapat traktiran makan gratis di restoran yang berkelas.
Namun, semua yang biasa dilakukan oleh Shasa berubah drastis sat ia mengenal satu sosok yang dinilainya mirip dengan pemain basket. Intinya, Shasa naksir berat. Ngga taunya, tuh cowok adalah adik tiri dari Dondon. Walhasil, Dondon pun mau membantu Shasa untuk bisa dekat dengan adik tirinya yang bernama Arnold.
Namun sayang, Arnold ternyata tak tertarik dengan Shasa yang cuek akan penampilan dan tomboi abis. Mengetahui hal tersebut, Shasa pun bercerita kepada para sahabatnya dan mendapatkan solusi agar ia bisa berubah sikap menjadi lebih feminin atas bantuan Lola. Sebuah skenario untuk mengubah Shasa menjadi feminin pun dirancang. Mulai dari merubah tatanan rambut sampai dengan gaya berpakaian Shasa. Meskipun ia tak terlalu menyukainya, namun Shasa tetap mematuhi setiap apa yang diperintahkan agar Arnold mau menerima dirinya. Usaha yang dilakukan Shasa tak sia-sia. Ia dan Arnold mulai dekat. Namun, sampai kedekatan itu berjalan lama, Arnold tak juga menampakkan tanda-tanda bahwa ia akan menembak Shasa.
Memperingati hari lang tahunnya yang ketujuhbelas tahun, orang tua Shasa menyiapkan pesta untuknya. Dan saat itu, ada satu kejadian yang tak terduga buat Shasa. Berharap Arnold akan menembak dirinya, justru Arnold membuat pengakuan diluar dugaan. Ia justru mengungkapkan perasaannya ada Dina yang tak lain adalah pacar Roland. Shasa benar-benar kecewa. Dan saat itulah terungkap semua sandiwara yang dilakukan oleh Dina dan Arnold. Mereka merencanakan untuk membalas Roland dan juga Shasa. Shasa sangat tak bisa menerima kenyataan tersebut. Padahal, ia telah mati-matian untuk mau menjalankan semua hal yang dikatakan oleh Arnold.
Namun buka Shasa bila harus terus berlarut dalam kesedihan. Ia kembali lagi seperti sedia kala. Justru Roland yang selama ini dianggapnya sebagai sebatas seorang sahabat, menyatakan rasa cintanya pada Shasa. Shasa pun akirnya menyadari, bahwa sebenarnya ada seseorang yang sangat menyayanginya. Hanya saja, kemarin ia terlalu buta akan cintanya pada Arnold.
Atas apa yang telah dilakuakan Arnold padanya saat pesta ulang tahunnya, Roland, Lola, serta Dondon, merencanakan aksi balas dendam. Dan terpaksa Shsaharus kembali mengenakan sepatu berhak tinggi yang dulu pernah diminta Arnold padanya. Namun sekarang, hal ini dalam misi berbeda. Shasa rela dijadikan sebagai model bohongan lalu difoto untuk sebuah majalah fiktif hasil karya Dondon cs.
Tepat pada malam menjelang tahun baru, Shasa cs. ikut serta dalam pesta di sebuah klab malam. Disana terlihat sosok Arnold. Ia sangat terpikat akan penampilan Shasa yang semakin cantik saja dimatanya. Arnold pun mengaku tak lagi menjalin hubungan dengan Dina dan meminta hasa untuk kembali kepadanya setelah penyesalan yang diungkapkan oleh Arnold. Namun, skenario yang telah dirancang dari beberapa waktu lalu, mulai dilancarkan. Shasa mentah-mentah menolak Arnold dan malah jsutru pergi bersama Roland. Arnold tak bisa terima akan semua itu. Namun apa daya, ia tak bisa melakukan apa-apa karena kalah kekuatan dengan Dondon cs.
Tepat saat menantikan detik-detik pergantian tahun, Roland menyatakan cintanya pada Shasa. Shasa pun menerima Roland dan memulai lembaran baru bersama Roland.

Jujur, nih cerita cukup menguras emosi kita. Apalagi pas adegan dimana Arnold dengan seenaknya membuat malu Shasa dipesta ulang tahunnya. Rasanya tuh, kayak mau nonjok tuh anak kalo emang beneran. Tapi, dari cerita yang ada, mungkin ngga sih emang ada bener-bener terjadi?

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...