Wednesday, January 22, 2014

separuh perjalanan

perjalanan ini sebenarnya belum bisa disimpulkan segera. masih awal, sangat awal. namun sayangnya, perjalanan di awal ini seperti sudah memberikan gambaran bagaimana kedepannya.
baru satu semester aku mengajar di salah satu sekolah swasta di kotaku. lancar? yah, lumayan. tapi satu hal yang belum sama sekali terlihat dari alur yang sudah berjalan ini, niat. jangan tanyakan niatku, tapi tanyakan niat mereka. aku siap jika mereka pun siap. namun jika hanya aku yang siap, apalah artinya?

perjalanan mengajarku masih belum bisa dikatakan berhasil ataupun gagal. tapi sejauh ini, aku merasa telah gagal. tak ada yang bisa diperbuat. mereka lebih senang menyepelekan dibandingkan sibuk bertanya terhadap materi yang diberikan. mereka tak sadar bahwa itu menyakitkan. tapi apa daya, aku tak punya taji yang cukup tajam untuk meretas mereka, tak ada rotan yang panjang untuk memecut mereka, dan aku rasa itu semua pun tak ada gunanya. mereka bukan hewan yang hanya bisa berjalan jika dipecut terlebih dahulu, mereka punya otak yang bisa berpikir mana yang baik dan mana yang buruk. ya, mereka manusia berlogika. tapi yang jadi pertanyaan, dimana letak kesadaran pikiran mereka akan segala aktivitas yang seharusnya mereka kerjakan?
aku iri melihat perjalanan pengabdian seorang sahabat yang kini tengah jauh di tanah timur. banyak senyum yang diperlihatkan dari gambar yang di perlihatkan di muka publik. ulasan kata yang membuat hati tersenyum miris. dia mengajarkan anak yang memang membutuhkan ilmu. dan tahukah kalian, aku pun menginginkannya juga!
apa yang dialaminya jauh berbeda denganku. mungkin ini hanya perasaan saja. aku iri. aku juga ingin mengajarkan anak yang memang membutuhkan aku karena mereka haus ilmu. aku ingin apa yang aku dapatkan selama bertahun-tahun di bangku perkuliahan itu, tak terbuang begitu saja. aku tak ingin menjadi orang yang egois. aku ingin bisa berbagi.

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...