Monday, October 22, 2012

resensi -sakit 1/2 jiwa-


sakit 1/2 jiwa? mungkinkah? barangkali bingung juga kali ya ngebayangin gimana modelnya sakit 1/2 jiwa itu. tapi jangan terlalu dipikirkan dengan serius bagaimana kondisi gangguan jiwa itu. tapi, tunggu dulu, satu pertanyaan lagi meluncur. apa bener itu merupakan salah satu jenis gangguan jiwa?

ngapain juga kita mikir yang berat-berat soal itu. toh yang ada nanti malah kejadian bener sakit 1/2 jiwa. tenang aja, ini cuma sebuah novel konyol yang bisa bikin ngakak. ga bisa ngejamin 100% kalian yang baca bakalan tertawa terpingkal-pingkal, tapi setidaknya tergantung gimana kalian menyikapi isi dari cerita itu sendiri.
berkisah tentang sebuah perjalanan seorang pemuda yang banyak mengambil setting  di kawasan Kanekes dan beberapa tempat indah lainnya di Banten. cerita mengenai si Bobi van Kendeng yang mencari kuburan ari-arinya yang ditanam di suatu tempat suci di Sasaka Domas. Bobi mengetahui hal tersebut lewat sebuah mimpi dimana ia didatangi oleh Kakek Gaul yang tak lain adalah kakeknya sendiri (baru dari penggambaran tokoh aja, udah edan, gimana dengan cerita selanjutnya?)
sang kakek berpesan kepada Bobi dengan mengatakan bahwa, "melangkah ke barat, ke arah matahari terbenam. jejakkan kakimu di negeri Banten. lalu, berpaling ke selatan, kunjungi tanah Baduy di pegunungan Kendeng. temukan Sasaka Domas, sebab di situ letak kubur ari-arimu." gile ga tuh? buat menemukan kubur ari-ari aja musti menerjemahkan sebuah pertanda yang ribet plus ngejelimet! tapi Bobi yang awalanya ga terlalu percaya dengan mimpi tersebut, mau ga mau ngelakuin apa yang diperintahkan secara ga langsung dari mimpi itu. dan perjalanan pun benar-benar dimulai!
Bobi tinggal bersama Bi Minah dan Mang Dadang. ayahnya yang berprofesi sebagai seorang wartawan, menghilang di tanah Papua ketika tengah mencari berita. keberadaannya simpang siur. entah masih hidup atau sudah mati. yang jelas, Bobi kini hanya tinggal sebatang kara. ibunya sendiri pergi seminggu kemudian setelah ia dilahirkan (kasian amat yak :() oh iya, Bobi juga punya pacar yang cantik hitam manis namanya Monda. meskipun bisa dibilang si Bobi ini ancur banget kelakuannya, tapi Monda cinta mati ama si Bobi yang belakangn suka dipanggil botak gara-gara salah satu syarat untuk melakukan perjalanan itu harus dengan kepala botak. kata si Kakek gaul, supaya dia bisa tetap berpikir jernih dan bersih (emang ada hubungannya gitu??
Bobi memulai perjalanannya ditemai dengan Monda. meskipun Monda bingung dan sibuk nanyain buat apa perjalanan itu Bobi lakukan, tapi dia tetep aja ngedukung apa yang dilakuin sama cowok botaknya itu. sebagai bukti kalo Monda sayang banget sama Bobi, Monda ikut mengantarkan Bobi sampai di Carita, Anyer. Setelah itu, Bobi melanjutkan perjalanannya ditemai dengan pamannya, adik kandung ayahnya yang juga berprofesi sebagai wartawan, Oom Rys. Oom Rys bersedia mengantarkan Bobi sampai di tanah Baduy. namun kemudian meninggalkannya sejenak untuk berburu berita dan kembali lagi guna menemani Bobi menjalankan petualangan yang sebenarnya.
dalam cerita ini, emang si Bobi ga pergi sendirian ke Sasaka Domas yang merupakan tempat suci bagi masyarakat Baduy. yang datang ke sana pun harus minta izin. intinya, ga boleh ada yang masuk ke area itu. tapi ya itu tadi, berhubung ari-ari Bobi dikubur disana dan dia mesti menuruti pesan dari Kakek gaul yang ga henti-hentinya menghubungi dia lewat email dan juga sms (emang gaul amat yak tuh kakek. padahal juga jaman dia hidup belum ada begituan -__- )
banyak cerita yang aneh tapi ajaib terjadi di novel ini. tapi, poin yang paling mengasyikkan dari novel yang ditulis oleh Endang Rukmana ini, yaitu bagaimana si penulis bisa dengan indahnya mendeskripsikan set lokasi yang dikunjungi sama tokoh di dalam novel. menceritakan suasana yang romantis di pantai Carita, Anyer. belum lagi conba menguak bagaimana sebenarnya lokasi Sasaka Domas itu sendiri (meski tetep ga yakin beneran kayak gitu gambarannya, secara tempat itu terlarang)dan banyak lokasi lainnya.
suasana yang digambarkan juga campur aduk. ada saatnya emang romantis, sedih, seneng, ngeri, dan yang pasti konyolnya itu! nano-nano deh pokoknya!
tapi nih....., kalo menurut saya pribadi, ending-nya ga greget deh. masa tau-tau udah selesai aja. padahal, ada beberapa cerita juga yang sempat diangkat di awal, tapi lenyap gitu aja ga ada penjelasan lebih lanjut. "kok gitu??" mungkin pada penasarankan sampe nanya begitu? intinya, baca sendiri deh nih novel. dijamin kalian juga pada sakit 1/2 jiwa jika bener-bener menghayatinya :P


biodata buku
judul buku          : Sakit 1/2 Jiwa
penulis                 : Endang Rukmana
penerbit              : Gagas Media
halaman               : xx + 254
tahun terbit        : 2009
cetakan ke-        : 8

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...