andaikan kau masih ada, berdiri mendampingiku, tak mungkin seperti ini, ku ingin kau pun tahu, betapaku menyayangimu, andaikan ku sanggup untuk memutar kembali waktu, tak pernah sekejap pun ku mempermainkanmu dan alihkan kau dari perhatianku, dengar suara hatiku, aku bahagia saat bersamamu karena selama hidupku, hanyalah dirimu yang sanggup menyinggahi relung hidupku dan mengerti aku sepenuhnya, tak pernah mengeluh...
17 Maret 2011 (20:10:38)
seperti kemarau yang menanti hujan, ku tunggu kabarmu yang masih diam, apakah engkau baik-baik saja?
seperti tanah tandus yang tersenyum karena deras merebas,
aku hanya bisa mengucapkan salam dengan doa,
agar kau tak pernah kuran,
selalu tersenyum karena bahagai menjelang untukmu...
17 Maret 2011 (20:12:54)
lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku
terkulai lemas dikunyah nelangsa yang berapi-api
menyusuri jalan lengang
bersimbah angan tanpa tujuan
dalam derap gerimis yang pongah menghujam
terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
membawa sebaris kata bahagia yang menenggelamkan nurani
di atas pengharapan tak berkesudahan
tentang rindu kusam
tentang cinta terbuang
mengutip satu namanu di anrata keluh kesah
gundah gelisah, air mata, dan lara
masihkah ada sedikit senyum darimu
di batas penantianku yang kini makin terbata
jika masih ada ruang dihatimu, untukku, sedikit saja, tolong bicaralah
pada tanah membentang
pohon-pohon merindang
dan angin yang mengusik keangkuhan
setidaknya biar ada tanda yang bisa kubaca dan kuraba
janganlah sepi yang hadir
janganlah semu yang membeku
karena aku selalu berjalan menujumu
17 Maret 2011 (20:20:11)
disini... masih bisa ku cium harum tubuhmu yang terjerat lelah
disini... masih ku coba meraba palung hatiku yang memadamkan perapian
disini... masih ku bingkai bayangmu yang hilang dibalik riuh tawa kemarin malam
disini... aku terbius wajahmu yang terbaring manja di peraduan
disini... aku mengundang semilir angin pada doa yang ku bacauntuk tidurmu
17 Maret 2011 (22:43:24)
tak pernah bosan aku berharap
menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir
kemarin, esok, atau lusa
satu tatap yang tercipta
memaksaku untuk diam dipelukan cinta
luruh tak tertahan
mengelopak pada bunga pagi
segar semerbak mewangikan rumah hatimu
masih adakah tempat disisi hatimu?
andai kau ijinkan,
aku ingin meraih bahagia
meski hanya di satu debu
18 Maret 2011 (18:14:55)
kalau kamu ragu denganku, biarlah hari ini menjadi hari terindah dalam hidupku sekaligus kesedihan dalam hatiku. kini ku bertanya, apakah desah itu masih setia mengiring harimu? di antara debar jantung yang merindukanmu. aku memilin seraut wajah yang menghantui malam-malamku. ku ingin engkau ada dalam keputusasaanku. menantimu hingga kaki-kaki tak mampu lagi berjalan. seandainya desah itu masiih bisa kucium disudut malam ini, akan ku katakan pada awan hitam, aku ingin menyapamu malam ini. namun karena semua mintamu, ku hanya bisa menyapa lewat semilir sebuah pesan. tak kuasa sudah ku ingin rebah di lapang hatimu. dan menangis di ujung matamu
19 Maret 2011 (20:19:45)
hujan kali ini, mengingatkanku padanya, kala itu, dia genggam erat tanganku, kala itu, dia bisikkan jangan kau pergi, dia pun bersedih meratapi perpisahan yang kan terjadi, ini bukan keinginanku, keinginannya, dan dia, tapi mereka.
ku takkan menyerah karena ku kan kemabli, aku akan kembali!
aku akan buktikan pada mereka, aku bisa membuatmu bahagia
20 Maret 2011 (11:28:25)
No comments:
Post a Comment