Wednesday, March 23, 2011

pesan sang "pengarang" 2

andaikan kau masih ada, berdiri mendampingiku, tak mungkin seperti ini, ku ingin kau pun tahu, betapaku menyayangimu, andaikan ku sanggup untuk memutar kembali waktu, tak pernah sekejap pun ku mempermainkanmu dan alihkan kau dari perhatianku, dengar suara hatiku, aku bahagia saat bersamamu karena selama hidupku, hanyalah dirimu yang sanggup menyinggahi relung hidupku dan mengerti aku sepenuhnya, tak pernah mengeluh...

17 Maret 2011 (20:10:38)

seperti kemarau yang menanti hujan, ku tunggu kabarmu yang masih diam, apakah engkau baik-baik saja?

seperti tanah tandus yang tersenyum karena deras merebas,

aku hanya bisa mengucapkan salam dengan doa,

agar kau tak pernah kuran,

selalu tersenyum karena bahagai menjelang untukmu...

17 Maret 2011 (20:12:54)

lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku

terkulai lemas dikunyah nelangsa yang berapi-api

menyusuri jalan lengang

bersimbah angan tanpa tujuan

dalam derap gerimis yang pongah menghujam

terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi

membawa sebaris kata bahagia yang menenggelamkan nurani

di atas pengharapan tak berkesudahan

tentang rindu kusam

tentang cinta terbuang

mengutip satu namanu di anrata keluh kesah

gundah gelisah, air mata, dan lara

masihkah ada sedikit senyum darimu

di batas penantianku yang kini makin terbata

jika masih ada ruang dihatimu, untukku, sedikit saja, tolong bicaralah

pada tanah membentang

pohon-pohon merindang

dan angin yang mengusik keangkuhan

setidaknya biar ada tanda yang bisa kubaca dan kuraba

janganlah sepi yang hadir

janganlah semu yang membeku

karena aku selalu berjalan menujumu

17 Maret 2011 (20:20:11)

disini... masih bisa ku cium harum tubuhmu yang terjerat lelah

disini... masih ku coba meraba palung hatiku yang memadamkan perapian

disini... masih ku bingkai bayangmu yang hilang dibalik riuh tawa kemarin malam

disini... aku terbius wajahmu yang terbaring manja di peraduan

disini... aku mengundang semilir angin pada doa yang ku bacauntuk tidurmu

17 Maret 2011 (22:43:24)

tak pernah bosan aku berharap

menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir

kemarin, esok, atau lusa

satu tatap yang tercipta

memaksaku untuk diam dipelukan cinta

luruh tak tertahan

mengelopak pada bunga pagi

segar semerbak mewangikan rumah hatimu

masih adakah tempat disisi hatimu?

andai kau ijinkan,

aku ingin meraih bahagia

meski hanya di satu debu

18 Maret 2011 (18:14:55)

kalau kamu ragu denganku, biarlah hari ini menjadi hari terindah dalam hidupku sekaligus kesedihan dalam hatiku. kini ku bertanya, apakah desah itu masih setia mengiring harimu? di antara debar jantung yang merindukanmu. aku memilin seraut wajah yang menghantui malam-malamku. ku ingin engkau ada dalam keputusasaanku. menantimu hingga kaki-kaki tak mampu lagi berjalan. seandainya desah itu masiih bisa kucium disudut malam ini, akan ku katakan pada awan hitam, aku ingin menyapamu malam ini. namun karena semua mintamu, ku hanya bisa menyapa lewat semilir sebuah pesan. tak kuasa sudah ku ingin rebah di lapang hatimu. dan menangis di ujung matamu

19 Maret 2011 (20:19:45)

hujan kali ini, mengingatkanku padanya, kala itu, dia genggam erat tanganku, kala itu, dia bisikkan jangan kau pergi, dia pun bersedih meratapi perpisahan yang kan terjadi, ini bukan keinginanku, keinginannya, dan dia, tapi mereka.

ku takkan menyerah karena ku kan kemabli, aku akan kembali!

aku akan buktikan pada mereka, aku bisa membuatmu bahagia

20 Maret 2011 (11:28:25)

No comments:

Post a Comment

Jangan sebut kami BENGAK!

hari ini, dengan lantangnya, ia berkata, "Guru-guru di sini bengak !" aku yang hanya bisa mendengarkan dari dalam ruang guru, ter...